ANALISA.CO.ID, BONE – Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan bahwa Kementerian Pertanian berkomitmen menciptakan pertanian Indonesia yang maju mandiri dan modern.
Dikatakannya, Kementan saat ini terus berinovasi melakukan terobosan-terobosan baru yang adaptif untuk menghadapi tantangan baru serta mitigasi dan antisipasi El Nino.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo di acara Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan El Nino di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (19/9).
SYL sapaan Mentan mengatakan bahwa di tengah ancaman El Nino dan krisis pangan global, pihaknya mewanti-wanti agar tidak lengah dalam menyediakan pangan dalam negeri secara mandiri.
“Karena itu Kementan terus memacu untuk peningkatan produksi padi dengan strategi yang lebih inovatif dari tahun-tahun sebelumnya,” kata SYL dalam sambutannya.
Dipaparkan SYL, saat ini tengah terjadi krisis pangan skala global yang melanda saat ini 89 negara. Mereka terancam tak memiliki konsumsi makanan yang cukup, sebagaimana data World Food Programme/WFP sampai dengan akhir November 2022.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah salah satunya dengan Percepatan tanam padi diseluruh wilayah Indonesia. Itu yang kemudian mendasari Gernas Penanganan El Nino di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
“Ini adalah ikhtiar kami dalam mendukung ketahanan serta ketersediaan pangan pokok masyarakat Indonesia yang berdampak pada kesejahteraan petani,” lanjut mantan Gubernur Sulsel tersebut.
” Seperti yang Presiden pesankan kepada saya,untuk bisa bertahan ditengah ancaman ini dan saya katakan bahwa saya mampu mempertahankan produktivitas dengan baik ” tandasnya.
Bupati Bone Andi Fahsar Madin pada menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar besarnya di sela waktu yang begitu sibuk mengemban tugas negara namun dapat meluangkan waktunya hadir di Bone.
” Ini menjadi kebanggan yang luar biasa,dimana kami selalu menjaga produktivitas kami. Selama saya bertugas sebagai Bupati selama hampir 10 tahun,kami tidak pernah lepas dari 10 besar nasional untuk produksi padi tertinggi ” kata Andi.
Di tempat yang sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan Bone pada tahun 2022 merupakan sentra produksi beras terbesar keempat nasional, produksi meningkat karena berbagai program yang dilaksanakan seperti tanam dan panen padi empat kali setahun (IP400) luas 3.100 hektar, peningkatan produksi dan produktivitas, mekanisasi dan akses KUR.
Mengantisipasi tantangan perubahan iklim, mulai tahun 2023 Kementan mengembangkan budidaya padi inbrida dalam rangka antisipasi elnino seluas 500.000 ha yang tersebar di 10 Provinsi.
” Sesuai arahan Bapak Menteri, maka pada tahun 2023 menjalankan pengendalian dampak el Nino dengan menambah luas tanam ” jelasnya. Lebih lanjut ia menjabarkan bahwa peningkatan indek pertanaman 16.000 hektar yang akan dipanen sekitar Desember 2023 dan Bone ini agar menjadi daerah percontohan Gernas elnino dikelola secara terpadu dari hulu hingga hilir, lahan di lokasi gernas ini menjadi lahan abadi berkelanjutan untuk direplikasi bagi daerah lain.
” Potensi lahan yang besar di Bone dapat dikelola untuk meningkatkan produksi dan income petani dengan cara efisiensi biaya produksi, pertanian ramah lingkungan, pengendalian hama terpadu, integrated farming menuju zero waste dan lainnya” pungkas Suwandi.
Pada kesempatan yang sama Mentan SYL juga melakukan praktek pembuatan Biosaka untuk yang kesekian kalinya dan telah dilakukan di 35 Kabupaten dan 18 Provinsi.
Sumber: Kementan RI
Laporan: Alesha Lee